Halo teman-teman! Pasti teman-teman pernah diminta ibunya membeli barang, bukan? Misalkan saja ibu meminta teman-teman membeli 5 kotak dodol yang masing-masing berisi 20 dodol untuk arisan. Nah sebagai imbalan dari membantu ibu, teman-teman mendapat 10 dodol, sementara sisanya akan dibagikan pada ibu-ibu arisan. Jika ibu-ibu yang hadir ada 10 orang dan ibu berencana membagikan dodol tersebut sama banyak, kira-kira berapa banyak dodol yang didapat setiap ibu, ibu, ya?
Soal di atas merupakan gabungan dari perkalian, pengurangan, dan pembagian. Tentunya teman-teman akan mudah menemukan jawabannya, bukan? Tapi bagaimana menuliskannya dalam matematika? Mungkin teman-teman akan menuliskannya seperti berikut :
Tapi apakah penulisan tersebut sudah benar? Jika penulisannya salah, bisa-bisa hasilnya akan berbeda, loh
Penasaran bagaimana aturan operasi campuran ini? Yuk teman-teman simak ya
Bilangan! Dimana-mana kita pasti bisa melihatnya, bukan?. Mulai dari di rumah, sekolah, bahkan di setiap kegiatan, teman-teman pasti tidak akan jauh-jauh dari bilangan dan perhitungan. Mulai dari hal simpel seperti dalam menghitung waktu, menghitung uang jajan dari ibu, hingga dalam hal sulit seperti pekerjaan para pegawai bank. Sekarang, kita akan menyelami mengenai operasi hitung campuran pada bilangan.
Tapi sebelum itu, teman-teman penasaran gak sih darimana operasi matematika itu berasal? Kenapa kita harus memahami dan mematuhi aturan itu?
Yuk kita cari tau sama-sama!
Aturan operasi matematika itu sebenarnya sudah sejak lamaaaa sekali, hingga tidak ada yang bisa mengatakan siapa pencipta aturan ini. Belum lagi, aturan operasi atau nama kerennya Order of Operation masih terus berkembang hingga sekarang.
Para ahli sejarah memiliki beberapa catatan perkembangannya, loh. Mau tau? Yuk kita lihat sama-sama!
Aturan perkalian lebih diutamakan daripada penjumlahan. Telah muncul secara alami. Hal ini terjadi karena notasi aljabar telah dikembangkan pada tahun 1600-an. Saat itu, tidak banyak yang menentang atau mempertanyakan aturan ini. Mungkin itu disebabkan sifat distributif yang menyiaratkan hierarki alami akan aturan ini.
Mana yang didahulukan? Perkalian atau pembagian? Sejarawan matematika, Florian Cajori pada 1920-an menunjukkan adanya ketidaksepakatan apakah perkalian harus didahulukan, atau pembagian, atau keduanya harus diberlakukan sama. Oleh karena itu, hingga sekarang ditetapkan kedua operasi itu berkedudukan sama.
Tahukah teman-teman? Konsep urutan operasi ini baru diformalkan pada akhir 1800-an ketika buku teks banyak tersebar. Oleh karena itu, aturan operasi perlu ditetapkan secara formal sehingga kita semua bisa mempelajari hal yang sama
Meskipun demikian, tetap saja masih banyak perdebatan dan pengembangan dalam urutan operasi. Ditambah lagi berbagai ide baru yang belum dipastikan kebenarannya banyak berkembang. Tapi dari semua perjalanan tersebut, aturan operasi dibagi menjadi dua, yaitu aturan alami seperti perkalian yang didahulukan dari perjumlahan dan aturan buatan seperti perhitungan operasi yang dimulai dari sisi kiri-ke-kanan.
Bagaimana teman-teman?Menarik, bukan? Masih penasaran? Atau ingin tahu lebih dalam? Teman-teman bisa cek link video di bawah ini untuk cari tahu lebih lanjut!
Hai, teman-teman! Sekarang kita akan melihat apa saja sih sifat-sifat dan aturan dalam operasi hitung campuran. Penasaran? Yuk, check it out!
1) Perjumlahan dan pengurangan memiliki sifat yang sama
Jika terdapat operasi hitung campuran antara perjumlahan dan pengurangan, dimana tidak ada tanda kurung, maka pengerjaan dilakukan dari sisi kiri terlebih dahulu. Teman-teman bisa melihat contoh pada gambar di atas :D
2) Perkalian dan pembagian mempunyai sifat yang sama
Jika terdapat operasi hitung campuran antara perkalian dan pembagian, dimana tidak ada tanda kurung, maka pengerjaan dilakukan dari sisi kiri terlebih dahulu. Teman-teman bisa melihat contoh pada gambar di atas :D
Tapi bagaimana jika operasi campuran antara perjumlahan dan perkalian atau bahkan antara perjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian sekaligus? Nah, teman-teman bisa mengikuti aturan-aturan operasi hitung campuran berikut!
Perkalian dan pembagian memiliki sifat yang lebih kuat dibandingkan perjumlahan dan pengurangan. Sehingga, dalam operasi campuran, pengerjaan dilakukan pada perkalian dan/atau pembagian terlebih dahulu (tidak ada operasi yang diapit oleh tanda kurung).
Jika dalam operasi campuran hanya dan/atau tersisa operasi campuran dengan sifat yang sama, pengerjaan dilakukan dari sisi kiri terlebih dahulu (tidak ada operasi yang diapit oleh tanda kurung).
Jika terdapat operasi yang diapit oleh tanda kurung, maka operasi tersebut dikerjakan terlebih dahulu (tanpa melihat sifat operasi).
Teman-teman masih mengingat faktor prima? Beberapa waktu lalu, teman-teman telah mempelajari mengenai bilangan prima, faktor dan faktorisasi prima, serta FPB dan KPK. Atau jangan-jangan ada yang sudah lupa, hayooo :D. Hehehe ...
Eittss ... Tenang saja. Bagi teman-teman yang lupa, bisa membaca segmen ini untuk mengingat kembali. Dan bagi teman-teman yang masih ingat, boleh banget tuh mencoba link di bawah ini untuk menguji keahlian teman-teman. Link-link tersebut juga akan sangat berguna bagi teman-teman yang masih belum begitu paham akan materi ini agar lebih paham.
Faktor-faktor bilangan bulat yang hanya memiliki 2 faktor saja, (1 dan bilangan itu sendiri). Contoh :
maka faktor prima dari 5 adalah 5
maka faktor prima dari 20 adalah 2 dan 5
Faktorisasi prima adalah perkalian bilangan-bilangan prima dari suatu bilangan. Contoh :
maka faktorisasi prima dari 5 adalah 5
maka faktorisasi prima dari 20 adalah 2²x 5
Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) adalah faktor terbesar yang sama dari banyak bilangan yang dimaksud. Banyak bilangan yang dimaksud bisa berupa 2 bilangan, 3 bilangan, dan seterusnya. Langkah pertama adalah mencari faktor/bilangan yang dapat membagi habis dari masing-masing bilangan tersebut. Contoh :
FPB 10 dan 20 adalah (2 x 5) = 10
FPB dua bilangan/lebih dapat dicari dengan hasil kali faktor prima terkecil yang dimiliki setiap bilangan tersebut
Bilangan kelipatan terkecil yang sama dari banyaknya bilangan yang dimaksud. Banyaknya bilangan yang dimaksud bisa berupa 2 bilangan, 3 bilangan, dan seterusnya. Langkah pertama adalah mencari kelipatan masing-masing bilangan. Contoh:
KPK dari 10 dan 20 adalah 20
KPK dua bilangan/lebih dapat dicari dengan hasil kali setiap faktor prima bilangan, dimana jika terdapat faktor prima yang sama, akan dipilih faktor prima terbesar
Apa hubungannya dengan operasi campuran? Operasi campuran tidak hanya berlaku bagi bilangan bulat saja, loh. Pecahan pun juga bisa dimasukkan dalam operasi campuran. Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan bisa lepas dari menghitung pecahan, dalam berbagai bentuk.
Oleh karena itu, kita akan sama-sama mengingat kembali apa saja sih bentuk-bentuk pecahan itu, dan bagaimana mereka bisa saling berhubungan satu sama lain. Jika teman-teman sudah memahaminya, teman-teman bisa menguji pemahaman kalian dengan mengerjakan quiz-quiz seru pada link-link di bawah ini.
Misal, teman-teman membeli pizza dan memotong pizza tersebut menjadi delapan bagian sama besar. Kemudian, teman-teman memakan satu bagian pizza tersebut? Kira-kira seberapa banyak pizza yang teman-teman makan? Berapa besar pizza yang tersisa? Teman teman pastinya akan langsung terbayangkan bentuk pecahan, seperti 1/8 (satu per delapan) dengan pembilang dan penyebut.
Tapi, apakah teman-teman tahu? Ternyata pecahan biasa sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu pecahan murni dan pecahan tidak murni. Waduh, apa lagi itu? Nah, pecahan murni adalah pecahan dimana nilai pembilang lebih kecil daripada nilai penyebut (a < b).
Sementara, jika nilai pembilang lebih besar dari nilai penyebut (a > b), maka disebut pecahan tidak murni. Uniknya dari pecahan tidak murni adalah teman-teman bisa mengubah pecahan jenis ini ke bentuk pecahan campuran, loh. Wah, bentuk pecahan seperti apa itu?
Pecahan campuran merupakan bentuk perubahan dari pecahan tidak murni, dimana pecahan ini memuat campuran bilangan bulat dan pecahan murni.
Pecahan Persen merupakan bentuk pecahan dengan penyebut 100. Pecahan bentuk ini dilambangkan dengan simbol " % ". Melihat simbol ini, jadi teringat diskon yang ada di supermarket. Hehehe ...
Tapi tahukah teman-teman? Pecahan persen ini memiliki jenis lain loh, dimana penyebut dari pecahan ini adalah 1000. Pecahan ini disebut dengan Permil yang dilambangkan dengan simbol " ‰ "
Bentuk desimal adalah suatu bentuk pecahan dengan penyebut khusus, seperti , dan seterusnya (10 pangkat bilangan bulat positif). Cara penulisan bentuk desimal menggunakan tanda koma sebagai pemisah antara bilangan bulat dengan pecahan.
Pada bentuk desimal, kita mengenal aturan pembulatan, nih. Seperti apa, tuh?
Untuk angka 5, dibulatkan ke atas. Contohnya:
0,436 dibulatkan menjadi 0,47;
0,215 dibulatkan menjadi 0,22;
0,666 dibulatkan menjadi 0,67.
Untuk angka < 5, dibulatkan tetap pada bilangan itu. Contohnya:
0,432 dibulatkan menjadi 0,43;
0,284 dibulatkan menjadi 0,28;
0,333 dibulatkan menjadi 0,33.
Bagaimana teman-teman? Ternyata banyak sekali ya bentuk pecahan itu. Nah, jadi makin semangat untuk belajar, bukan? Yuk uji kemampuan teman-teman dengan quiz-quiz seru di bawah ini!
Hai, teman-teman! Nah, setelah mengetahui berbagai bentuk pecahan, kita akan melihat bagaimana cara mengubah berbagai bentuk pecahan. Apa hubungannya dengan operasi hitung campuran? Operasi hitung campuran tidak hanya berlaku bagi bilangan bulat, namun juga berlaku di pecahan. Dan karena ada banyak bentuk pecahan yang berbeda, untuk mempermudah teman-teman menghitungnya, akan lebih baik jika kita menyamakan bentuk pecahannya. Karena itu, perlu untuk mengetahui cara mengubah berbagai bentuk pecahan.
Jadi makin penasaran, bukan? Yuk kita simak sama-sama! Dan jika sudah merasa paham, teman-teman bisa menguji kemampuan pemahaman dengan quiz-quiz asik pada link di bawah ini. So, Check It Out!
Perlu diingat, pengubahan pecahan biasa ke pecahan campuran hanya berlaku pada pecahan tidak murni (pembilang lebih besar daripada penyebut). So, daripada lama-lama lagi, yuk kita lihat sama-sama cara mengubah pecahan biasa ke pecahan campuran!
Cara 1 : Pembilang dibentuk menjadi kelipatan penyebut, dan ditambahkan sisanya
Teman-teman bisa mencari kelipatan dari penyebut yang mendekati pembilang. Kemudian, pembilang dikurangkan dengan bilangan kelipatan tersebut. Hasil selisih tersebut kemudian yang akan menjadi pembilang dari pecahan campuran. Sementara, kelipatan dari penyebut dibagikan dengan penyebut itu sendiri untuk kemudian hasil pembagian tersebut menjadi bilangan bulat pada pecahan campuran.
Cara 2 : Cara pembagian bersusun
Teman-teman bisa menggunakan cara pembagian bersusun antara pembilang dengan penyebut. Hasil pembagian akan menjadi bilangan bulat sementara sisa pembagian akan menjadi pembilang dari pecahan campuran. Gimana teman-teman? Mudah, bukan?
Nah, bagaimana jika cara kita melakukan sebaliknya? Untuk mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa, teman-teman bisa mengkalian bilangan bulat pada pecahan dengan penyebut. Kemudian, menambahkannya dengan pembilang pada pecahan campuran untuk mendapatkan pembilang dari pecahan biasa. Mudah, bukan?
Terdapat dua cara untuk mengubah pecahan biasa ke pecahan persen. adalah mengubah penyebutnya menjadi 100/1000. Tapi ini hanya bisa diterapkan secara mudah untuk pecahan dengan penyebut yang merupakan kelipatan dari 100/1000
Cara kedua adalah mengalikan pecahan tersebut dengan 100%/1000‰. Kemudian membagi antara pembilang dan penyebut untuk mendapatkan pecahan persen ataupun permil. Mudah, bukan?
Cara mengubah pecahan persen/permil ke pecahan biasa cukup mudah. Teman-teman hanya perlu mengubahnya ke pecahan biasa, dimana bilangan persen/permil menjadi pembilang, sementara penyebutnya adalah 100 (untuk persen) atau 1000 (untuk permil).
Cara mengubah pecahan bias ke desimal cukup mudah. Teman-teman hanya perlu membagi desimal dengan penyebut.
Bagaimana dengan sebaliknya? Untuk mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa, teman-teman perlu mengubah penyebutnya menjadi 10, 100, 1000, atau seterusnya bergantung pada ada berapa angka di belakang koma. Sementara, untuk pembilangnya berupa angka pecahan desimal tersebut.
Bagaimana teman-teman? Mudah, bukan?
Holaaa, teman-teman! Sekarang, setelah kita mengetahui berbagai bentuk pecahan dan cara mengubah bentuk mereka, sekarang kita akan membahas cara mengurutkan nilai beberapa pecahan, meskipun bentuk mereka berbeda-beda. Meskipun, mungkin teman-teman sudah pernah mempelajarinya, tapi tidak ada salahnya kita melihat kembali, bukan?
Cara mengurutkan beberapa pecahan dengan bentuk berbeda cukuplah mudah. Teman-teman hanya perlu menyamakan bentuk pecahan, kemudian melihat nilai pecahan-pecahan tersebut dan mengurutkan nilai-nilai pecahan tersebut
Khusus untuk pecahan biasa. Jika teman-teman memilih menyamakan semua bentuk pecahan ke pecahan biasa, teman-teman perlu menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Dan untuk menyamakan penyebut, teman-teman perlu mencari KPK dari setiap penyebut dari pecahan-pecahan tersebut.
Bagaimana, teman-teman? Terlihat menyenangkan, bukan? Teman-teman bisa mencoba link-link di bawah ini untuk menguji pemahaman teman-teman. Keep Learning!
Wah! Kita sampai di saat yang ditunggu-tunggu! Teman-teman pasti sudah mengetahui sifat-sifat dan aturan-aturan operasi hitung campuran di segmen sebelumnya. Tapi, bagaimana jika operasi hitung campuran diberlakukan di pecahan atau bahkan campuran antara bilangan bulat dan pecahan?
Dalam operasi hitung campuran pecahan, sifat-sifat dan aturan-aturan operasi tetap berlaku. Hanya saja, teman-teman perlu menyamakan bentuk pecahannya terlebih dahulu. Kemudian, teman-teman baru bisa menerapkan operasi hitung campuran.
Tapi bagaimana jika operasi hitung campuran bilangan bulat dan pecahan bersamaan? Maka teman-teman perlu mengubah bentuk bilangan bulat tersebut menjadi bentuk pecahan.
Bagaimana, teman-teman? Untuk menguji pemahaman akan materi ini, teman-teman bisa mengerjakan quiz-quiz di bawah ini ya. Keep Learning!